Durensawit, Warta Kota
Sedikitnya 60 hunian rumah petak padat penduduk di Jalan Anggrek I, RT 01/02, Kelurahan Malakasari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, dilalap sijago merah pada Sabtu (20/11) sekitar pukul 15.00.
Ratusan warga panik dan berhamburan begitu mengetahui api membesar di pemukiman mereka. Hampir seluruh bangunan rumah dan hunian yang terbakar itu adalah rumah kontrakan.
Bangunannya adalah semi permanen yang terbuat dari kayu dan tripleks. Akibatnya api dengan cepat menjalar dalam hitungan menit. Api mulai membesar sejak pukul 15.00.
Sekitar tiga jam kemudian yakni sekitar pukul 18.00, petugas dari Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur berhasil memadamkan api. Sedikitnya 23 unit mobil DPK diturunkan untuk memadamkan api.
Informasi yang berhasil dihimpun Warta Kota menyebutkan api berasal dari salah satu rumah kontrakan milik H Aji. Api timbul karena salah seorang warga pengontrak di sana sedang membetulkan kabel listrik.
Hal tersebut diungkapkan Kapolsek Durensawit Kompol Titik Setiowati. "Informasi yang kita dapatkan, kebakaran terjadi karena ada penduduk yang sedang ganti kabel listrik, sehingga timbulkan percikan api. Lalu api menyambar bangunan rumah yang terbuat dari kayu dan membesar," katanya.
Menurut Kapolsek dari bekas-bekas kebakaran, kebakaran memang diakibatkan daru korsleting listrik. Titik mengatakan sebagian besar hunian yang terbakar itu ditempati para pengontrak. Menurutnya bangunan rumah sebagian besar semi permanen.
Titik menjelaskan ebagian besar warga yang tinggal disana adalah pedagang, pengojek, dan pekerja serabutan. Mereka menempati bangunan dari kayu lapis yang dibangun sang pemilik kontrakan.
Budiharto, salah seorang petugas Pemadam Kebakaran memastikan api dipicu karena hubungan arus pendek listrik. Menurutnya dalam sekejap api yang membakar bangunan langsung membesar.
"Diduga penyebabnya korsleting listrik dari salah satu rumah warga," katanya.
Giman (46), salah seorang warga mengatakan api menjalar sangat cepat. Karenanya tidak banyak barangnya yang berhasil diselematkan.
"Barang-barang kami hangus semua, tidak ada yang sempat menyelamatkan barang-barangnya" ujar pria yang berprofesi sebagai petugas keamanan itu.
Ia mengatakan api mulai menjalar dari kontrakan milik Haji Ali, sebelum kemudian api dengan cepat menjalar ke rumah-rumah sekitarnya. Menurut Giman, kini sekitar seratusan warga kehilangan tempat tinggal mereka.
Mereka mengungsi dan untuk sementara tinggal di beberapa tempat pengungusian diantaranya sekertariat RW 02, mushola terdekat, serta pelataran rumah penduduk disekitarnya yang tidak ikut terbakar. (Budi SL Malau)
kesimpulan :
Jika diperhatikan dari kedua artikel diatas, isi dari berita yang dibahas memang sama, tetapi kedua artikel menggunakan cara berbahasa yang berbeda. Artikel dari republika menggunakan bahasa yang formal dikarenakan media massa ini memiliki target pembaca menengah keatas, sedangkan artikel dari poskota ditujukan untuk kalangan menengah kebawah, sehingga bahasa yang digunakan cenderung tidak baku, catchy, dan cenderung jauh dari EyD. Artikel dari poskota memang dibuat seperti itu agar pembaca tidak dipusingkan dengan kata-kata yang "berat" yang biasanya ada pada artikel media untuk kalangan menengah keatas, seperti republika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar